Dibalik ke indahanya nuansa alam gunung gede,
tersimpan sebuah kisah misteri dan sejarah turun temurun dari warga setempat.
Mari kita bahas kisah misteri gunung gede dan sosok eyang surya kencana.

Gunung Gede, dengan ketinggian 2.958 meter di atas permukaan laut, merupakan salah satu gunung paling populer di Indonesia, terutama bagi para pendaki dan pencinta alam. Terletak di kawasan Taman Nasional Gede Pangrango, gunung ini menawarkan keindahan hutan hujan tropis, air terjun, dan kawah aktif.
Banyak pendaki melaporkan pengalaman mistis, mulai dari penampakan hingga hilang secara misterius.

banyak kabar warga setempat mempercayai ada nya Kerajaan Gaib Gunung Gede.
Gunung Gede merupakan lokasi kerajaan gaib yang dipimpin oleh makhluk halus atau jin. Salah satu yang paling terkenal adalah legenda Eyang Suryakencana, seorang tokoh sakti yang diyakini sebagai penjaga gaib Gunung Gede.

Menurut cerita rakyat, Eyang Suryakencana adalah keturunan Raja Pajajaran yang memilih hidup bertapa di Gunung Gede. Ia dipercaya masih “hidup” di alam gaib dan menjaga keseimbangan alam gunung tersebut. Para pendaki sering memberikan sesajen atau berdoa di petilasan Eyang Suryakencana, yang terletak di kawasan alun-alun Surya Kencana.

Kisah Saksi dan Korban Misteri Gunung Gede

Kisah Pendaki Hilang Tahun 2013 (Saksi: Tim SAR dan Teman Pendaki)

Seorang pendaki laki-laki berusia 20-an tahun dinyatakan hilang di jalur pendakian Gunung Gede via Cibodas.

Teman pendakian melaporkan bahwa ia sempat “mengejar suara” temannya yang memanggil dari semak-semak.

Pencarian dilakukan oleh Tim SAR selama 3 hari tanpa hasil.

Kesaksian Tim SAR:

Lokasi terakhir yang disisir adalah Kandang Badak, namun anehnya, korban ditemukan duduk termenung di sekitar pos tersebut, padahal lokasi itu sudah disisir sebelumnya.
Korban mengaku tidak tahu bagaimana ia bisa kembali ke tempat itu dan merasa hanya “beberapa jam” menghilang, padahal sudah tiga hari.

Kesurupan Massal di Alun-Alun Surya Kencana (Saksi: Pendaki dan Pemandu)

Pada tahun 2018, sebuah kelompok mahasiswa yang melakukan pendakian mengalami kesurupan massal di malam hari saat berkemah di alun-alun.
Sebagian anggota kelompok tiba-tiba berteriak histeris, berbicara dengan suara berat, dan menyebut “Eyang Suryakencana marah.”

Kesaksian Pemandu Gunung

Mereka melanggar pantangan: membuang sampah sembarangan dan memetik bunga edelweiss.
Pemandu mengaku melihat “sosok tinggi besar berjubah putih” berdiri di kejauhan sebelum kejadian tersebut.

Saksi Melihat Pasar Gaib (Pendaki Solo, 2020)

Seorang pendaki solo bermalam di kawasan Kandang Batu. Pada malam hari, ia mendengar suara gamelan, orang tertawa, dan suara ramai seperti pasar.
Ketika keluar tenda, ia melihat kerlap-kerlip lampu seperti pasar malam di kejauhan, namun keesokan harinya, lokasi itu adalah hutan biasa tanpa bekas apa pun.

Pendaki ini mengaku tidak percaya hal mistis sebelumnya, namun kejadian itu mengubah pandangannya.
Ia percaya bahwa kerajaan gaib benar-benar eksis di Gunung Gede.

Korban Meninggal Jatuh ke Kawah (Saksi: Teman Pendaki dan Relawan)

Pada tahun 2011, seorang pendaki tewas akibat tergelincir ke kawah Gunung Gede.

Temannya mengatakan korban mendekati bibir kawah, seolah mendengar suara panggilan, padahal tidak ada siapa pun di sana.
Pencarian jasadnya cukup sulit karena medan berbahaya dan tertutup asap.
Teman korban mengaku mendengar suara wanita menangis dari kawah, diyakini sebagai penunggu kawah.

Saksi Bertemu Eyang Suryakencana (Dukun dan Pendaki Spiritual)

Seorang pendaki spiritual (dukun) mengaku bermeditasi di Gunung Gede selama 7 hari.
Ia “bertemu” dengan sosok berjubah putih yang mengaku sebagai Eyang Suryakencana dan diberi “ilmu” serta pesan agar manusia tidak merusak hutan.

Beberapa pendaki lain mengatakan melihat cahaya aneh di malam hari di sekitar lokasi meditasi.
Masyarakat lokal mempercayai kisah tersebut dan menyarankan untuk berdoa di petilasan jika ingin selamat.

Kisah saksi dan korban misteri di Gunung Gede sering terjadi, namun tidak semuanya bisa dibuktikan secara ilmiah.
Banyak kejadian yang melibatkan faktor psikologis, alam liar, dan sugesti, namun sebagian kisah memang tidak bisa dijelaskan secara logis.
Hal yang pasti: etika dan sikap hormat terhadap alam dan kearifan lokal sangat dijunjung tinggi di Gunung Gede.

BACA JUGA : Tingginya Polusi udara jakarta dan Bandung
BACA JUGA : Jember Fhasion Carnaval 2025 JFC
BACA JUGA : Maraknya cafe hiden gems jabotabek